Sex Toys Bukan Sebagai Pengganti Pasangan

Posted by Unknown - - 0 comments
SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?

Sex Toys Bukan Sebagai Pengganti Pasangan - Namanya sex toys, mainan yang satu ini bukan untuk anak-anak di bawah umur. Dalam kondisi tertentu, bisa dimanfaatkan untuk meraih kepuasan bersama pasangan. Syaratnya, jangan kebablasan!

Entah karena malu atau alasan lain, rata-rata tidak banyak orang yang mau membicarakan penggunaan alat bantu seks secara terbuka. Mereka memandangnya sebagai urusan pribadi. Belum lagi, banyak yang tidak tahu mengenai legalitasnya.

Aturan hukum di negeri kita menyangkut keberadaan sex toys, belum jelas. Beberapa kali terbetik berita, aparat Bea dan Cukai menggagalkan penyelundupan alat bantu seks di bandara maupun pelabuhan laut. Jadilah keberadaan alat ini seperti barang haram.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang alat bantu seks, pemaparan Ahmad Fauzi Suryasoemirat dalam bukunya Seks, Fakta, & Mitos berikut bisa menjawabnya:

Adapula pembeli yang membawa alat bantu seks dari luar negeri seperti Thailand atau Singapura. Namun, sesampai di bandara, ternyata langsung disita aparat Bea dan Cukai.

Meski sepertinya tabu dan terlarang, nyatanya sulit untuk mendapatkan alat bantu seks di negeri sendiri. Simak saja iklan-iklan yang terpampang bebas di media-media cetak tertentu di tengah kerumunan iklan obat-obatan keperkasaan, akan tertera "penis elektrik getar goyang", "penis elektrik maju mundur", "vagina getar goyang", atau "boneka full body 165 cm". Nama-nama imajinatif yang merupakan ciptaan penjualnya saja.

Selain alamat, pada iklan-iklan itu juga tertera nomor telepon. Cukup memencet tombol teleponnya, lalu pembeli bisa bertanya mengenai jenis barang, ketersediaan, sampai harganya.

Di internet, alat bantu seks juga ditawarkan lewat situs-situs web tertentu dari luar negeri. Setiap situs pedagangan online ini menawarkannya komplet dengan gambar, fungsi, dan harga. Cukup menuliskan nomor kartu kredit, barang akan dikirim ke rumah melalui jasa pengantar barang.

Alat khusus dengan cara khusus

Rasanya, tak salah jika keberadaan alat bantu seks selalu dikait-kaitkan dengan kebutuhan wanita.

Dilihat dari ragam bentuknya, dapat dipastikan penggunanya kebanyakan kaum hawa, meski alat-alat berbentuk kelamin pria juga banyak digunakan kaum gay.

"Beralasan jika perempuan banyak yang menggunakannya, karena lelaki lebih mudah terangsang dan gampang disalurkan. Waktu yang digunakan untuk mencapai orgasme pada lelaki, meski relatuif, kebanyakan lebih cepat," ungkap survei di Amerika Serikat pada dekade 1990-an.

Dalam perkembangannya, alat bantu seks memiliki bentuk yang beragam. Vibrator digerakkan dengan tenaga listrik dan baterai dengan bentuk beragam. Untuk wanita mulai dari replika Mr P, batangan lonjong, bulat telur, atau seperti bentuk hewan tertentu.

Dengan getaran lembutnya, alat-alat jenis vibrator biasanya digunakan untuk merangsang bagian-bagian tubuh tertentu sesuai dengan sensitivitas masing-masing pemakainya.

Sementara dildo, yang pengunaannya dimasukkan ke dalam Miss V bisa digunakan sendiri atau meminta bantuan pasangan. Kebanyakan berbentuk replika penis atau bulatan lonjong.

Pria juga mengenal alat bantu seks berbentuk sex dolls, boneka seks. Alat ini bisa berbentuk boneka utuh seperti dakocan, boneka potongan pinggul wanita, atau berbentuk potongan vagina.

Seperti dildo, ragam boneka seks juga tak kalah banyaknya. Bentuknya amat bervariatif. Seperti bentuk pria dari berbagai ras, wajah bintang film, atau boneka binatang. Beberapa boneka dilengkapi fungsi getar untuk menambah sensasi si pemakai yang dikategorikan vibrator.

Kendati sudah mulai "diterima" masyarakat, namun alat bantu seks ini tidak boleh menggantikan pasangan yang sesungguhnya.

"Sebaiknya jangan, karena efeknya jangka panjang, yaitu bisa menggantikan pasangan yang sesungguhnya," imbuh salah seorang ahli kesehatan.

Penggunaan alat bantu juga tidak dianjurkan meski dengan alasan yang masuk akal. Seperti salah satu pasangan sedang tidak bisa melakukan hubungan seks, sedang berada di luar kota, sakit sementara, dan sebagainya.

"Jika memang mencoba sendiri tanpa pasangan, lama-lama akan terbiasa, lalu pemakai itu mencapai titik di mana tidak membutuhkan pasangan lagi," pungkas seorang dokter.
aneh semua

Leave a Reply