Keraton Kanoman Tak Pernah Ajarkan Kekerasan
SUKA DENGAN ARTIKEL INI ?
Juru bicara Keraton Kanoman Raja Ratu Arimbi Nuritna mengatakan, sebagai institusi besar, Keraton Kanoman tak pernah mengajarkan perilaku kekerasan. Hal ini bentuk klarifikasi terkait aksi Muchamad Syarif yang menjadi pelaku bom bunuh diri di masjid Al Zikro, Mapolresta Cirebon. Sebelumnya : Gadis Belia Diperkosa Kawanan Geng dan Pacar Sendiri dan Negara Libya Diserang NATO, Khadafi Tamasya Naik Mobil
"Perlakuan dan sikap ini tidak pernah diajarkan keturunan Keraton Kanoman. Secara manusia ini tindakan di luar batas. Karena tidak pernah ada ajaran kami untuk membunuh diri sendiri atau melibatkan orang," ujar Arimbi kepada wartawan di rumahnya, Senin (18/4/2011).
Terkait aksi Syarif, sambung Arimbi, adalah perbuatan personal. Dalam hal ini Keraton Kanoman sebagai institusi tidak bisa dihubungkan.
Pasalnya, kendati Syarif keturunan keraton dari garis ibunya, Sri Mulat, tapi sudah keluar karena menikahi rakyat biasa. Sejak itu, kehidupan Sri Mulat seperti orang biasa dan bukan tanggungjawab keraton.
"Dari silsilah dia sangat jauh sekali. Karena sejak keluar dari kerarton sudah masing-masing. Jadi secara lahiriah dia betul anak Ibu Ratu Sri Mulat. Karena dia menikah dengan orang luar, putranya tidak boleh bergelar Elang. Jadi dia sudah tercampur," terangnya.
Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Boy Rafli Amar memastikan, Syarif terbukti pelaku peledakan bom bunuh diri. Ia tewas karena bom yang dibawanya.
Sebanyak 30 orang jatuh luka dari berat, ringan dan sedang. Salah satu korban adalah Kapolresta AKBP Herukoco. Dari tubuhnya, ditemukan tak kurang 50 serpihan bom.